Mau mencoba ‘mengecilkan’ ke-MAHA-an Tuhan? Silakan coba tips berikut ini:
*
Menyebut nama Tuhan hanya pada saat kita butuh doank...(kalau perlu pakai daftar list permintaan). Tuhan yang Maha Pengatur, Maha Besar, turun pangkat jadi pemuas kebutuhan
*
Pergi beribadah atau menjalankan sembahyang dengan terpaksa atau karena kewajiban semata atau karena kejar setoran atau supaya dikira baik
*
Secara saklek (semena-mena) dan sangat berkuasa terlalu mengatur hidup, terlalu serius dalam menjalani hidup, terlalu detil dalam mengatur rencana. Sampai-sampai tidak ada tempat bagi Tuhan untuk menempatkan keajaibanNya
*
Beranggapan bahwa hidup itu ’blank’ dan kita masing-masing tidak punya panggilan hidup khusus. Memangnya Tuhan iseng menciptakan kita?
*
Dengan alasan ’membela’ Tuhan, kita memusuhi, berperang, dan membunuh orang lain. Selemah itukah Tuhan sehingga perlu dibela-bela segala?
*
Berdoa terlalau keras-keras dan diulang-ulang gak jelas. Memangnya Tuhan tidak mendengar & menyimak?
*
Saat menderita kita berkata ”ini takdir, ini kehendak Tuhan”. Padahal hanya untuk menghindari kenyataan bahwa kita bertanggung jawab atas kehidupan yang kita pilih sendiri. Memangnya Tuhan senang melihat kita menderita?
*
Memaksa diri bepergian berziarah ke sana-sini dengan alasan mencari Tuhan, sampai-sampai mengabaikan orang-orang di sekitar yang membutuhkan cinta kita. Apakah Tuhan bersembunyi sehingga perlu dipaksa cari sana-sini?
*
Meminta dana bantuan pembangunan rumah ibadah lalu dibawa kabur. Menjual nama Tuhan untuk kepentingan kantong sendiri.
*
Mengkorupsi bantuan untuk orang miskin & menderita dengan merasionalisasi bahwa toh kita juga susah. Memangnya Tuhan Cuma peduli Anda saja ? Orang miskin itu kekasih Tuhan.
*
Mengakui dosa-dosa dengan harapan toh kalau nanti dosa lagi pasti diampuni lagi. Apakah Tuhan gampang dibohongi?
*
Pesimis dan mengeluh pagi-siang-sore, sehari tiga kali seperti minum obat. Memangnya Tuhan tidak ada lagi sehingga Anda merasa bahwa sudah tidak ada harapan lagi?
*
Menyamakan agama dengan Tuhan. Memangnya Tuhan agamanya apa? (Hayo...siapa yang tau?)
*
Memberi makan anak-istri dengan uang tidak halal. Memangnya keluarga kita bukan titipan Tuhan ?
*
Mengutuk, menyumpahi orang lain karena melakukan hal-hal yang tidak kita sukai. Memangnya kita asisten Tuhan ? Kapan dilantiknya?
*
Menghina orang lain, orang cacat, orang jelek, orang jahat, orang miskin. Memangnya yang menciptakan mereka bukan Tuhan juga? Jangan menghina hasil karyaNya.
*
Barkata ’tidak mungkin’. Memangnya ada kewenangan apa kita menyatakan apa yang mungkin dan apa yang tidak mungkin bagi Tuhan?
*
Membiarkan diri kita menjadi pecandu obat terlarang, wanita, laki-laki, judi, sex, kekuasaan, harta. Tuhan yang begitu Maha Kuasa, bisakah digantikan dengan benda, hal-hal duniawi dan kesenangan sesaat?
*
Berebut kedudukan. Tidakkah kita sadari bahwa pemimpin sejati direstui & diurapi oleh Tuhan? Kalau kita tidak dipilih mengapa harus memaksa?
*
Setengah hati dalam merawat & mendidik anak. Sudah dipercaya oleh yang empunya kehidupan malahan tidak niat. Apakah tidak keterlaluan?
*
Merusak alam. Siapa yang menciptakan, mengapa kita merusaknya?
*
Pergi ke dukun & tukang ramal. Siapa yang menciptakan awal & akhir? Siapa yang paling paham misteri kehidupan?
*
Sibuk menghakimi dan menghitung dosa orang lain. Memangnya kita tidak punya dosa? Bukankah Tuhan maha pengampun?
*
Tidak mencintai diri sendiri (minder, malas mengembangkan diri). Memangnya bukan Tuhan yang menciptakan kita?
*
Bunuh diri. Lancang sekali membunuh & mengakhiri sesuatu yang tidak bisa kita buat & ciptakan kembali. Kita berasal dari Tuhan...
*
Mengajarkan kesesatan & menjadi nabi palsu.
Pada umumnya kita tertawa dalam kesukaan dan menangis dalam kesesakan. Bisakah dalam refleksi bening ke dalam diri kita tertawa gembira dalam kesukaran dan menangis syukur dalam kebahagiaan ? Terus berupaya menjadi SADAR bahwa pikiran & perilaku kita sengaja atau tidak sering ‘mengecilkan’ Tuhan.
*
Menyebut nama Tuhan hanya pada saat kita butuh doank...(kalau perlu pakai daftar list permintaan). Tuhan yang Maha Pengatur, Maha Besar, turun pangkat jadi pemuas kebutuhan
*
Pergi beribadah atau menjalankan sembahyang dengan terpaksa atau karena kewajiban semata atau karena kejar setoran atau supaya dikira baik
*
Secara saklek (semena-mena) dan sangat berkuasa terlalu mengatur hidup, terlalu serius dalam menjalani hidup, terlalu detil dalam mengatur rencana. Sampai-sampai tidak ada tempat bagi Tuhan untuk menempatkan keajaibanNya
*
Beranggapan bahwa hidup itu ’blank’ dan kita masing-masing tidak punya panggilan hidup khusus. Memangnya Tuhan iseng menciptakan kita?
*
Dengan alasan ’membela’ Tuhan, kita memusuhi, berperang, dan membunuh orang lain. Selemah itukah Tuhan sehingga perlu dibela-bela segala?
*
Berdoa terlalau keras-keras dan diulang-ulang gak jelas. Memangnya Tuhan tidak mendengar & menyimak?
*
Saat menderita kita berkata ”ini takdir, ini kehendak Tuhan”. Padahal hanya untuk menghindari kenyataan bahwa kita bertanggung jawab atas kehidupan yang kita pilih sendiri. Memangnya Tuhan senang melihat kita menderita?
*
Memaksa diri bepergian berziarah ke sana-sini dengan alasan mencari Tuhan, sampai-sampai mengabaikan orang-orang di sekitar yang membutuhkan cinta kita. Apakah Tuhan bersembunyi sehingga perlu dipaksa cari sana-sini?
*
Meminta dana bantuan pembangunan rumah ibadah lalu dibawa kabur. Menjual nama Tuhan untuk kepentingan kantong sendiri.
*
Mengkorupsi bantuan untuk orang miskin & menderita dengan merasionalisasi bahwa toh kita juga susah. Memangnya Tuhan Cuma peduli Anda saja ? Orang miskin itu kekasih Tuhan.
*
Mengakui dosa-dosa dengan harapan toh kalau nanti dosa lagi pasti diampuni lagi. Apakah Tuhan gampang dibohongi?
*
Pesimis dan mengeluh pagi-siang-sore, sehari tiga kali seperti minum obat. Memangnya Tuhan tidak ada lagi sehingga Anda merasa bahwa sudah tidak ada harapan lagi?
*
Menyamakan agama dengan Tuhan. Memangnya Tuhan agamanya apa? (Hayo...siapa yang tau?)
*
Memberi makan anak-istri dengan uang tidak halal. Memangnya keluarga kita bukan titipan Tuhan ?
*
Mengutuk, menyumpahi orang lain karena melakukan hal-hal yang tidak kita sukai. Memangnya kita asisten Tuhan ? Kapan dilantiknya?
*
Menghina orang lain, orang cacat, orang jelek, orang jahat, orang miskin. Memangnya yang menciptakan mereka bukan Tuhan juga? Jangan menghina hasil karyaNya.
*
Barkata ’tidak mungkin’. Memangnya ada kewenangan apa kita menyatakan apa yang mungkin dan apa yang tidak mungkin bagi Tuhan?
*
Membiarkan diri kita menjadi pecandu obat terlarang, wanita, laki-laki, judi, sex, kekuasaan, harta. Tuhan yang begitu Maha Kuasa, bisakah digantikan dengan benda, hal-hal duniawi dan kesenangan sesaat?
*
Berebut kedudukan. Tidakkah kita sadari bahwa pemimpin sejati direstui & diurapi oleh Tuhan? Kalau kita tidak dipilih mengapa harus memaksa?
*
Setengah hati dalam merawat & mendidik anak. Sudah dipercaya oleh yang empunya kehidupan malahan tidak niat. Apakah tidak keterlaluan?
*
Merusak alam. Siapa yang menciptakan, mengapa kita merusaknya?
*
Pergi ke dukun & tukang ramal. Siapa yang menciptakan awal & akhir? Siapa yang paling paham misteri kehidupan?
*
Sibuk menghakimi dan menghitung dosa orang lain. Memangnya kita tidak punya dosa? Bukankah Tuhan maha pengampun?
*
Tidak mencintai diri sendiri (minder, malas mengembangkan diri). Memangnya bukan Tuhan yang menciptakan kita?
*
Bunuh diri. Lancang sekali membunuh & mengakhiri sesuatu yang tidak bisa kita buat & ciptakan kembali. Kita berasal dari Tuhan...
*
Mengajarkan kesesatan & menjadi nabi palsu.
Pada umumnya kita tertawa dalam kesukaan dan menangis dalam kesesakan. Bisakah dalam refleksi bening ke dalam diri kita tertawa gembira dalam kesukaran dan menangis syukur dalam kebahagiaan ? Terus berupaya menjadi SADAR bahwa pikiran & perilaku kita sengaja atau tidak sering ‘mengecilkan’ Tuhan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar